Burnout = Proof You Care
24/09/2025

Di dunia kerja jaman sekarang, burnout udah jadi masalah yang cukup serius. Gimana nggak? Gallup (2020) nyatet 76% pekerja pernah ngalamin burnout, sementara WHO (2019) bahkan ngakuin burnout sebagai fenomena pekerjaan global.
Pasalnya, burnout bukan muncul karena malas atau lemah, tapi justru karena ada kepedulian yang besar. Saat energi, waktu, dan perhatian tercurah penuh ke sesuatu yang penting, wajar kalau tubuh dan pikiran kita ikut terbebani. Masalahnya, kalau kepedulian itu nggak dijaga dengan batas yang sehat, justru bisa berubah jadi kelelahan yang menguras mental, fisik, bahkan motivasi diri sendiri.
Biar nggak jatuh terlalu dalam, ada beberapa hal yang bisa dilakuin buat mencegah burnout!
1. Kenali tanda awal
Sulit fokus, gampang marah, atau badan sering drop itu bisa jadi alarm tubuh. Semakin cepat sadar, semakin mudah pulihnya.
2. Recharge dengan sadar
Riset Sonnentag & Fritz (2015) nunjukin kalau istirahat berkualitas, olahraga ringan, dan detachment dari kerjaan bisa nurunin risiko burnout. Artinya, waktu rehat itu investasi, bukan kemewahan.
3. Pasang batasan sehat
Set “jam selesai kerja” atau berani bilang “cukup” itu bukan tanda males, tapi strategi biar performa tetap sustainable.
4. Hargai progres kecil
Sering kali burnout muncul karena kita cuma fokus ke target besar. Dengan rayain langkah kecil, energi dan semangat bisa balik lagi.
Burnout itu bukan musuh, tapi alarm. Tanda bahwa kamu peduli, tapi juga butuh jeda. Care itu penting, tapi sustainable care jauh lebih berharga. #BangunAjaDulu